Sabtu, 02 Januari 2010

PERSEPSI PASIEN RAWAT INAP TERHADAP PENDIDIKAN KESEHATAN DI PUSKESMAS KWANDANG KECAMATAN KWANDANG

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara berkembang peningkatan taraf hidup seseorang/masyarakat, perhatian terhadap pemenuhan hak seseorang/masyarakat serta peningkatan kesehatan seseorang, masyarakat akan pentingnya hidup sehat menyebabkan meningkatnya tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas oleh karena pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan.
Untuk meningkatkan kesehatan seseorang/masyarakat, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu lingkungan fisik, mental, sosial budaya, politik, maupun ekonomi. Perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor hereditas (keturunan). Keempat faktor tersebut saling berkaitan satu sama lain dan mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang/masyarakat.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang diwujudkan dalam suatu wadah pelayanan kesehatan yang disebut sarana kesehatan antara lain sarana pemeliharaan kesehatan primer (Primary Care) sarana yang paling dekat dengan masyarakat yaitu puskesmas.
Namun pemanfaatan puskesmas oleh masyarakat belum optimal atau masih rendah sampai saat ini kurang lebih 7000 puskesmas telah tersebar di Indonesia, namun menurut data terakhir menunjukkan baru sekitar 35 % masyarakat menggunakan puskesmas. (Notoatmodjo : 2003)
Berdasarkan studi pendahuluan penelitian pada tanggal 2 April 2008, didapatkan dari register rawat Jalan puskesmas Anggrek tahun 2007 jumlah pasien yang berkunjung kurang lebih 700 Orang.
Hasil observasi penelitian bahwa karena berlebihnya beban kerja Petugas Puskesmas, maka pendidikan kesehatan yang seharusnya diberikan setiap saat memberikan tindakan pada pasien tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya, sehingga sebagian besar anggota masyarakat (pasien dan keluarganya) tidak memahami penyakit yang diderita dalam proses penyembuhannya, ditunjang juga dengan pendidikan anggota masyarakat yang relatif rendah, disamping itu sebagian besar anggota masyarakat lebih mementingkan pekerjaannya dari pada menjaga dan meningkatkan kesehatannya.serta tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pengobatan medik masih kurang, hal ini diperkuat dengan pernyataan seorang pasien yang sempat diwawancarai diruang tindakan pada tanggal 2 April 2008. menyatakan bahwa “Penyakit apa sebenarnya yang diderita anak saya ?, kenapa harus berobat di puskesmas ?, jarak puskesmas dengan rumah kami jauh, kami harus segera pulang, karena harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kami tidak tahu apa itu pendidikan kesehatan, anak ini akan kami bawa ke dukun kampung saja jika tidak ada perubahan”. Sehingga pendidikan kesehatan atau anjuran-anjuran yang disampaikan perawat harus melalui proses yang cukup lama agar pasien dan keluarganya dapat memahami dan menerapkan anjuran-anjuran tersebut.
Dalam rangka perbaikan kesehatan masyarakat dan pendidikan kesehatan merupakan salah satu bentuk tindakan mandiri dalam keperawatan yang bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan mencegah timbulnya penyakit dan berkembangnya masaalah kesehatan, mempertahankan derajat kesehatan yang sudah ada. Memaksimalkan fungsi dan peran pasien selama sakit serta membantu pasien dan keluarga untuk mengatasi masaalah kesehatan. Sehubungan degan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang persepsi pasien rawat jalan terhadap pendidikan kesehatan di puskesmas anggrek Kecamatan anggrek Kabupaten Gorontalo Utara.

B. Perumusan Masaalah
Sesuai latar belakang di atas maka didapatkan perumusan masaalahnya “Bagaimana persepsi Pasien Rawat jalan Terhadap Pendidikan Kesehatan di Puskesmas Anggrek”.

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan “Untuk mengetahui bagaimana Persepsi Pasien rawat Jalan Terhadap Pendidikan Kesehatan di Puskesmas Anggrek”?

D. Manfaat Penelitian
1. Puskesmas
Sebagai bahan pertimbangan untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan demi terwujudnya derajat kesehatan secara optimal.
2. Institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukan untuk mahasiswa khususnya Fakultas Kesehatan Masyarakat dalam hal pentingnya pendidikan kesehatan dalam proses pelayanan kesehatan.

3. Profesi
Sebagai masukan dalam hal peningkatan tindakan mandiri petugas kesehatan khususnya tentang pendidikan kesehatan.



















BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Persepsi
Persepsi adalah interpretasi yang tinggi terhadap lingkungan Manusia dan mengolah proses informasi “Human interpret their surroundings on a higher percive their word through information processing” (Wilson D, 2000, dalam Munir Kamarullah, 2005 ).
Mekanisme persepsi merupakan suatu peristiwa physical dan proses eksternal yang membangkitkan persepsi yang mempengruhi mata, saraf di bagian visual cortex, yang memberikan efek ke lingkungan yang dapat mempengaruhi dan di pengaruhi oleh susunan saraf pusat
“ The mechanisms of perception are set of physical and the ekternal reality is generating a perceptual field that is influencing the eye which in turn is infliencing the neurones of the fisual cortex , is the racting part has other espects to its invironment, namely of can influence and be influenced by other parts of the brain and central nervous system”. (Graham R, 1999, dalam Munir Kamrullah, 2005).

Manusia secara umum menerima informasi dari Lingkungan lewat proses yang sama, oleh karena itu dalam memahami Persepsi harus ada proses di mana ada informasi yang di peroleh lewat memory organisme yang hidup. Fakta ini memudahkan peningkatan persepsi individu, adanya stimulus yang mempengaruhi individu yang mencetuskan suatu pengalaman dari Organisme, sehingga timbul berpikir yang dalam proses perseptual merupakan proses yang paling tinggi. Hill G, 2000 dalam Munir Kamarullah 2005.
Dalam keterkaitan proses persepsi ada 3 komponen yang sangat terkait diantaranya : Hill G, 2000 dalam Munir Kamarullah.
1. Learning dari pengalaman organism terhadap stimulus
2. Memory dari organism
3. Through dari komponen satu dan dua (learning and memory)
Menurut Wilson D 2000 Dalam Munir Kamarullah 2005 Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dintaranya sebagai berikut :
1. Faktor Eksternal ( luar ) :
a. Concreteness, yaitu wujud atau gagasan yang abstrak yang sulit di persepsikan dibandingkan dengan yang objektif .
b. Novelty atau hal yang baru, biasanya lebih menarik untuk dipersepsikan dibandingkan dengan hal-hal yang lama.
c. Velocity atau percepatan misalnya gerak yang cepat untuk menstimulasi munculnya persepsi lebih efektif dibandingkan dengan gerakan yang lambat.
d. Conditioned stimuli, stimulus yang di kondisikan seperti bel pintu, deringan telepon dan lain lain.
2. Faktor Internal (dalam) :
a. Motivation. misalnya merasa lelah menstimulasi untuk berespon terhadap istirahat
b. Interest, hal hal yang menarik lebih di perhatikan daripada yang tidak menarik.
c. Need, kebutuhan akan hal tertentu akan menjadi pusat perhatian.
d. Assumptions, juga mempengaruhi persepsi sesuai dengan pengalaman melihat, merasakan dan lain-lain.
B. Pendidikan Kesehatan
Menurut Notoatmodjo yang dikutip dari Comitte President On Health Education (1977) Pendidikan kesehatan adalah proses yang menjembatani kesenjangan antara informasi kesehatan dan praktek kesehatan yang memotivasi seseorang untuk memperoleh informasi dan berbuat sesuatu sehingga dapat menjaga dirinya menjadi lebih sehat dengan menghindari kebiasaan yang buruk dan membentuk kebiasaan yang menguntungkan kesehatan.
Dalam keperawatan, pendidikan kesehatan merupakan satu bentuk intervensi keperawatan yang mandiri untuk membantu klien baik individu, kelompok maupun masyarakat dalam mengatasi masaalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang di dalamnya perawat berperan sebagai perawat pendidik. Pelaksanaan pendidikan kesehatan dalam keperawatan merupakan kegiatan pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Pengkajian kebutuhan belajar klien, Penegakan diagnosa keperawatan, Perencanaan pendidikan kesehatan, Implementasi pendidikan kesehatan, Evaluasi pendidikan kesehatan dan Dokumentasi pendidikan kesehatan. (Uha, Suliha. Dkk: 2003 ; 03)
Secara umum, tujuan dari pendidikan kesehatan ialah mengubah perilaku individu/masyarakat di bidang kesehatan. (WHO : 1954, dikutip Notoatmodjo : 1997) :
5. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat.
6. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau kelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai kegiatan tujuan hidup sehat.
7. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang ada.
Secara operasional, tujuan pendidikan kesehatan (diperinci oleh Wong 1974, dikutip Tafal 1984) :
1. Agar penderita (masyarakat) memiliki tanggung jawab yang lebih besar pada kesehatan (dirinya), keselamatan lingkungan dan masyarakatnya.
2. Agar orang melakukan langkah-langkah positif dalam mencegah terjadinya sakit, mencegah berkembangnya sakit menjadi lebih parah dan mencegah keadaan ketergantungan melalui rehabilitasi cacat yang disebabkan oleh penyakit.
3. Agar orang memiliki pengertian yang lebih baik tentang eksistensi dan perubahan-perubahan sistem dan cara memanfaatkannya dengan efisien dan efektif.
4. Agar orang mempelajari apa yang dia lakukan sendiri dan bagaimana caranya tanpa selalu meminta pertolongan kepada sistem pelayanan kesehatan yang formal.
Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan
1. Sasaran pendidikan kesehatan
a. Individu
b. Kelompok
c. Masyarakat
2. Tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan
a. Di sekolah : UKS, sasaran : anak sekolah
b. Di pelayanan kesehatan : Puskesmas, balai kesehatan, rumah sakit umum maupun khusus, sasaran : pasien dan keluarga pasien.
c. Di tempat-tempat kerja. Sasaran : buruh atau karyawan
3. Tingkat pelayanan pendidikan kesehatan Menurut Leavil and Clark Dalam Uha Sulilah DKK 2003.
a. Promosi kesehatan (Health Promotion)
Diperlukan dalam kebersihan perorangan, perbaikan sanitasi lingkungan, pemeriksaan kesehatan berkala, peningkatan gizi, kebiasaan hidup sehat.
b. Perlindungan khusus (Spesific Protection)
Diperlukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat : pentingnya imunisasi, sebagai cara perlindungan terhadap penyakit pada anak maupun orang dewasa.
c. Diagnosa dini dan pengobatan segera (Early Diagnosis and Promt Treatment)
Diperlukan karena rendahnya tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan kesehatan dan penyakit yang terjadi di masyarakat, kegiatan pada tingkat ini meliputi pencarian kasus individu atau massal.
Survei penyaringan kasus, penyembuhan dan pencegahan berlanjutnya proses penyakit, pencegahan penyebaran penyakit menular dan pencegahan komplikasi.


d. Pembatasan cacat (Dissability Limitation)
Diperlukan karena masyarakat sering didapat tidak mau melanjutkan pengobatannya sampai tuntas atau tidak mau melakukan pemeriksaan dan pengobatan penyakitnya secara tuntas.
e. Rehabilitasi (Rehabilitation)
Diperlukan bila seseorang sembuh dari suatu penyakit tertentu, seseorang mungkin menjadi cacat, untuk memulihkan kecacatannya diperlukan latihan-latihan.
5. Peran pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan mereka, mencegah dan menghindari hal-hal yang merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang lain bilamana sakit.

C. Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan
Berdasarkan perannya sebagai perawat pendidik, perawat mengalihkan pengetahuan, ketrampilan dan pembentukan sikap. Perubahan perilaku pada pasien yaitu perubahan pola pikir, sikap, dan ketrampilan yang spesifik.
Untuk mendapatkan gambaran pola pikir, sikap, dan ketrampilan yang spesifik tersebut diperlukan proses interaksi perawat pasien dalam menggali perasaan, kepercayaan, dan filosofi pasien secara individual. Dengan demikian perawat mendapatkan gambaran masaalah-masaalah pasien dan hal-hal yang perlu diberikan dalam pendidikan kesehatan. Kemudian bersama pasien, perawat melakukan kerja sama demi memecahkan masaalah-masaalah melalui proses negosiasi tentang pendidikan kesehatan yang diinginkan pasien sehingga hubungan proses pembelajaran yang terjadi bersifat dinamis dan interaktif.
Pentingnya pendidikan kesehatan dalam keperawatan dapat digambarkan seperti yang dikemukakan Green dalam Notoatmodjo (1997) tentang hubungan status kesehatan, sesuai gambar berikut ini :
Keturunan

Pelayanan Kesehatan Status Kesehatan Lingkungan

Perilaku


Predisposing Factors Enabling Factors Reinforcing Factors
(Pengetahuan, sikap, kepercayaan, (Ketersediaan sumber (Sikap dan
Tradisi, nilai, dan sebagainya.) daya/fasilitas) perilaku petugas
Kesehatan)


Komunikasi PPM Training,
Dinamika Kelompok Pemasaran Sosial Pengembangan
Pengembangan Organisasi
Organisasi

Pendidikan Kesehatan
(dalam keperawatan)

Skema tersebut menggambarkan empat faktor yang mempengaruhi status kesehatan individu atau masyarakat, faktor-faktor tersebut saling mempengaruhi dan saling berinteraksi satu sama lain.
1. Faktor keturunan adalah kondisi yang ada pada manusia serta organ manusia yang ada, misalnya pada keluarga yang menderita diabetes.
2. Faktor pelayanan kesehatan Petugas kesehatan berupaya dan bertanggung jawab memberikan pelayanan kesehatan pada individu dan masyarakat. Mutu pelayanan profesional akan mempengaruhi status kesehatan masyarakat.
3. Faktor perilaku bisa dari individu tersebut dan dapat pula dipengaruhi dari luar misalnya : pengaruh budaya, nilai-nilai ataupun keyakinan yang ada di masyarakat.
4. Faktor lingkungan suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang menggambarkan lingkungan kehidupan manusia yang dihubungkan dengan status kesehatan, meliputi : pemahaman, penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan kotoran manusia, halaman rumah dan selokan, kandang hewan serta fentilasi.


D. Kerangka Konsep










BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian jenis deskriptif yaitu peneliti menggambarkan dengan jelas bagaimana persepsi pasien rawat Jalan terhadap pendidikan kesehatan di Puskesmas Anggrek.

B. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan oleh penulis adalah variabel mandiri yaitu tentang persepsi pasien rawat jalan terhadap pendidikan kesehatan di Puskesmas Anggrek.

C. Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor
Mandiri
Persepsi pasien Persepsi pasien terhadap Pendidikan kesehatan adalah pandangan atau pendapat terhadap anjuran-anjuran kesehatan yang diberikan oleh tenaga perawat dalam meningkatkan derajat kesehatan Pendidikan Kesehatan :
a. Promosi kesehatan
b. Perlindungan khusus
c. Diagnosa dini dan pengobatan segera
d. Pembatasan cacat
e. Rehabilitasi Kuesioner Ordinal Persepsi pasien dikatakan baik bila responden menjawab
> 75 %

Persepsi pasien dikatakan kurang bila responden menjawab
< 75 %



D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Seluruh pasien yang dirawat Jalan di Puskesmas Anggrek.
2. Sampel
Pasien yang dirawat Jalan di Puskesmas Anggrek dengan memenuhi kriteria
Kriteria inklusi :
a. Pasien yang dirawat Jalan di Puskesmas Anggrek
b. Pasien yang bersedia diteliti
c. Pasien yang kooperatif.
Kriteria eksklusi :
a. Pasien yang tidak dirawat Jalan di Puskesmas Anggrek
b. Pasien yang tidak bersedia diteliti
c. Pasien yang tidak kooperatif
3. Sampling
Tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tehnik Consecutive sampling, yang memenuhi kriteria.

E. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan lembar pertanyaan dalam bentuk kuesioner (terlampir) yang mengacu pada tinjauan pustaka.





F. Jalannya Penelitian
1. Dalam melakukan penelitian ini, terlebih dahulu peneliti melakukan studi pendahuluan, untuk melihat problematika yang terjadi sehingga bisa diteliti di Wilayah Kerja Puskemas Anggrek Khususnya yang menjalani rawat jalan.
2. Mengajukan surat permohonan untuk mendapatkan rekomendasi dari institusi pendidikan untuk diberikan kepada Kepala Puskemas Anggrek
3. Memberikan surat permohonan izin penelitian pada Kepala Puskesmas Anggrek
4. Mengadakan pendekatan dengan calon responden kemudian memberikan penjelasan tentang penelitian ini. Apabila calon responden setuju menjadi responden, maka peneliti mempersiapkan surat persetujuan yang telah dibuat untuk ditanda tangani oleh responden, selanjutnya responden diberi daftar pernyataan mengenai persepsi responden terhadap pendidikan kesehatan.
5. Setelah data terkumpul, peneliti akan mendapatkan surat pernyataan dari Kepala Puskemas Anggrek, bahwa peneliti benar-benar telah melakukan penelitian di tempat tersebut.
6. Pengolahan data dari hasil penelitian untuk melengkapi penulisan penelitian.
7. Seminar hasil penelitian.

G. Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data yang didapatkan langsung dari responden melalui kuesioner.


2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari pendokumentasian di Puskesmas Anggrek dan literatur yang digunakan.

H. Analisa Data
Setelah data terkumpul maka terlebih dahulu diadakan editing mengevaluasi kelengkapan atau pengecekan terhadap data yang diperoleh dalam usaha untuk melengkapi data yang masih kurang, selanjutnya diadakan coding atau klasifikasi data kemudian ditabulasikan dalam tabel.
Jawaban yang diisi oleh responden diberi skor, untuk jawaban “Ya” diberi skor 1 dan jawaban “Tidak” diberi skor 0, serta analisa hasil dimasukkan skor sesuai kategori dan dalam pengelolaan data menggunakan analisa data distribusi frekuensi relatif menurut Ircham Machfoedz (2004), dengan rumus :
P =

Keterangan : P : Presentase
f : Jumlah jawaban benar
n : jumlah item pertanyaan

I. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti akan menekankan masaalah etika yang meliputi : (Nursalam dan Siti Parriani, 2001)
1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)
Lembar persetujuan yang diberikan kepada responden yang diteliti harus memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat penelitian, bila responden menolak, maka peneliti jangan memaksa dan tetap menghormati hak-hak responden.
2. Anominity (Tanpa Nama)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang diisi oleh responden tersebut, tapi hanya diberikan nomor kode tertentu.
3. Confidentialy (Kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti.































J. Keterbatasan
Keterbatasan merupakan hambatan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya refernsi atau literature yang digunakan dalam penyusunan tinjauan pustaka untuk dijadikan rancangan alat ukur questioner.
2. Keterbatasan waktu yang digunakan dalam penelitian ini karena jadwal kurikulum ditentukan oleh akademik sehingga penelitian ini kurang maksimal untuk mewakili seluruh karakteristik populasi pasien rawat inap dipuskesmas kwandang.




BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengumpulan data primer yang dilakukan peneliti melalui lembar kuesioner yang diberikan kepada 100 responden yang menyangkut persepsi pasien dalam pendidikan kesehatan dalam keperawatan meliputi. Promosi kesehatan, perlindungan khusus. Diagnosa dini, pengobatan segera, pembatasan cacat dan rehabilitasi. Pada pasien rawat inap di Puskesmas Kwandang sejak 13 februari sampai 31 maret 2006. Kemudian data yang diperoleh dianalisa dan klasifikasikan.
Penelitian ini menggambarkan variabel yang diteliti mengenai persepsi pasien terhadap pendidikan kesehatan dalam keperawatan pada rawat inap puskesmas kwandang, kecamatan kwandang yang dicantumkan pada tabel- tabel berikut :
Tabel 1 : Distribusi responden berdasarkan persepsi pasien terhadap Pendidikan Kesehatan dalam hal promosi Kesehatan pada pasien rawat inap di Puskesmas Kwandang Tahun 2006.

No Promosi Kesehatan Jumlah Jawaban
Ya % Tidak %
1


2 Apakah perawat pernah menganjurkan tentang manfaat kebersihan diri pada anda ?
Apakah perawat pernah memberikan informasi atau anjuran untuk makan makanan yang harus dimakan sesuai dengan penyakit yang anda alami ? 70


64 70%


64% 30


36 30%


36%
Jumlah 134 66
Rata-rata 67 67% 33 33%
Sumber : Data primer
Dari data diatas didapatkan persepsi pasien terhadap Pendidikan Kesehatan dalam hal promosi Kesehatan, dari 100 responden (100%) didapatkan persentase rata-rata yang menjawab Ya sebanyak 67 % dan Tidak 33 % karena itu termasuk dalam kategori Kurang.

Tabel 2 : Distribusi responden berdasarkan persepsi pasien terhadap Pendidikan Kesehatan dalam hal perlindungan khusus. Pada pasien rawat inap di Puskesmas Kwandang Tahun 2006.

No Promosi Kesehatan Jumlah Jawaban
Ya % Tidak %
3




4 Apakah perawat pernah menyampaikan informasi kesehatan tentang manfaat mendapatkan imunisasi kepada anda ?
Apakah perawat pernah menyampaikan informasi kesehatan tentang akibat tidak mendapatkan imunisasi kepada anda. 34




34 34%




34% 66




66 34%




66%
Jumlah 68 132
Rata-rata 34 34% 66 66%
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 2 diatas didapatkan persepsi pasien terhadap Pendidikan Kesehatan dalam hal perlindungan khusus dari 100 responden (100%) didapatkan persentase rata-rata yang menjawab Ya 34 % dan 66 % menjawab Tidak karena itu termasuk dalam kategori kurang




Tabel 3 : Distribusi responden berdasarkan persepsi pasien terhadap Pendidikan Kesehatan dalam hal Diagnosa Dini dan pengobatan segera. Pada pasien rawat inap di Puskesmas Kwandang Tahun 2006.

No Promosi Kesehatan Jumlah Jawaban
Ya % Tidak %
5




6 Apakah perawat pernah memberikan informasi kesehatan tentang manfaat mengobati penyakit yang dalam secara dini ?
Apakah perawat pernah memberikan informasi tentang manfaat mencegah timbulnya penyakit yang dialami pada anda ? 80




76 80%




76% 20




24 20%




24%
Jumlah 156 44
Rata-rata 78 78% 22 22%
Sumber : Data primer

Berdasarkan tabel 3 diatas didapatkan persepsi pasien terhadap Pendidikan Kesehatan dalam hal Diagnosa dini dan pengobatan segera. dari 100 responden (100%) didapatkan persentase rata-rata yang menjawab Ya sebanyak 78 % dan 22 % menjawab Tidak karena itu termasuk dalam kategori Baik.

















Tabel 4 : Distribusi responden berdasarkan persepsi pasien terhadap Pendidikan Kesehatan dalam hal Pembatasan Cacat. Pada pasien rawat inap di Puskesmas Kwandang Tahun 2006.

No Promosi Kesehatan Jumlah Jawaban
Ya % Tidak %
7




8 Apakah perawat pernah memberikan informasi kesehatan tentang manfaat mengobati penyakit secara tuntas kepada anda ?
Apakah perawat pernah memberikan informasi kesehatan tentang akibat tidak mengobati penyakit secara tuntas. 80




80 80%




80% 20




20 20%




20%
Jumlah 160 40
Rata-rata 80 80% 20 20%
Sumber : Data primer
Berdasarkan tabel 4 diatas didapatkan persepsi pasien terhadap Pendidikan Kesehatan dalam hal Pembatasan cacat. dari 100 responden (100%) didapatkan persentase rata-rata yang menjawab Ya sebanyak 80 % dan 20 % menjawab Tidak karena itu termasuk dalam kategori Baik.









Tabel 5 : Distribusi responden berdasarkan persepsi pasien terhadap Pendidikan Kesehatan dalam hal Rehabilitasi pada pasien. pasien rawat inap di Puskesmas Kwandang Tahun 2006.

No Promosi Kesehatan Jumlah Jawaban
Ya % Tidak %
9



10 Apakah perawat pernah memberikan anjuran kesehatan tentang manfaat olahraga menurut penyakit yang dialami pada anak
Apakah perawat pernah memberikan anjuran kesehatan tentang akibat tidak melakukan olahraga menurut penyakit yang dialami kepada anda ? 27



30 27%



30% 73



70 73%



70%
Jumlah 57 143
Rata-rata 29 29% 72 72%
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 5 diatas didapatkan persepsi pasien terhadap Pendidikan Kesehatan dalam hal rehabilitasi dari 100 responden (100%) didapatkan persentase rata-rata yang menjawab Ya sebanyak 29 % dan 72 % menjawab Tidak karena itu termasuk dalam kategori Kurang .

Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Persepsi Pasien Rawat Inap terhadap Pendidikan Kesehatan di Puskesmas Kwandang Tahun 2006.

No Kategori Jumlah %
1
2 Baik
Kurang 22
78 22,0
78,0
Jumlah 100 100,0
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 6 diatas didapatkan persepsi pasien rawat inap terhadap Pendidikan Kesehatan dari 100 responden (100%) didapatkan persentase rata-rata yang termasuk ketegori baik sebanyak 22 responden (22,0%) sedangkan yang berkategori Kurang sebanyak 78 responden (78,0%).

B. Pembahasan
1. Promosi Kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari data primer melalui kuesioner di ruang rawat inap Puskesmas Kwandang didapatkan pada tabel 1. Persepsi pasien terhadap Pendidikan Kesehatan. Dalam hal promosi kesehatan dari 100 orang responden, mendapat kategori dengan hasil tabulasi data yaitu rata-rata yang menjawab Ya 67 %. Menurut Leavel and Clark pendidikan kesehatan dalam hal promosi kesehatan yaitu peningkatan gizi, kebiasaan hidup, kesehatan perorangan, dan pada kenyataannya promosi kesehatan tersebut masih termasuk dalam kategori kurang.
Menurut Laode Jumadi Gaffar (1999 : 15). Peningkatan status kesehatan dilakukan melalui pendidikan dan penyuluhan kesehatan dengan mengidentifikasi faktor-faktor pendukung seseorang menjadi sakit maupun seseorang menjadi sehat untuk memelihara agar fungsi tubuh optimal.
Kurangnya penegetahuan anggota masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit mengakibatkan mereka tidak berprilaku sesuai nilai-nilai kesehatan, untuk itu diperlukan komunikasi dan pemberian informasi kesehatan yang sangat berpengaruh pada tingkat kesehatan seseorang.
2. Perlindungan Khusus
Menurut leavel and clark dalam (Suliha Uha Dkk 2003:5) pendidikan kesehatan. Diperlukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, misalnya tentang pentingnya imunisasi sebagai cara perlindungan terhadap penyakit pada anak maupun orang dewasa. Program imunisasi merupakan bentuk pelayanan perlindungan khusus. Pada tabel persepsi pasien terhadap pendidikan kesehatan dalam hal perlindungan khusus masih sangatlah kurang karena dari data primer yang didapatkan hanya 34 % yang menjawab Ya.
Menurut Laode Jumadi Gaffar pencegahan dapat menurunkan faktor resiko penyebab timbulnya penyakit dan perawat harus bertanggung jawab terhadap hal ini. Namun hal ini dapat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan anggota masyarakat dalam hal ini pasien dan keluarganya, biasanya pengetahuan itu didapatkan setelah memperoleh pengalaman, misalkan seorang ibu akan mengimunisasikan anaknya setelah melihat anak tetangganya terkena polio sehingga cacat.
3. Diagnosa Dini dan Pengobatan Segera
Persaingan didunia kesehatan sekarang ini sangat tinggi dan keperawatan adalah bagian integral dari dunia kesehatan. Dalam hal memperbaiki status kesehatan pasien. Untuk itu perawat harus bisa mengetahui keadaan dan masalah pasien secara utuh dan jelas agar diagnosa dapat ditegakkan sedini mungkin.
Menurut Notoatmojo (2003:31) dikarenakan rendahnya pengetahuan pasien dan kesadaran terhadap kesehatan dan penyakit, maka penyakit-penyakit yang terjadi sulit dideteksi, bahkan kadang-kadang sulit atau tidak mau diperiksa dan diobati penyakitnya hal ini menyebabkan tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak. Untuk itu pendidikan kesehatan sangat diperlukan.
Untuk tabel ketiga menunjukkan sebagian besar atau rata-rata 78 % menjawab Ya, hal ini menunjukkan pendidikan kesehatan dalam hal mendiagnosa sedini mungkin penting untuk mendapatkan pengobatan dengan segera. Karena hal ini dapat membantu memperbaiki status kesehatan pasien.
4. Pembatasan Cacat
Kurang pengertian dan kesadaran tentang kesehatan dan penyakit, seringkali mengakibatkan pasien tidak melanjutkan pengobatan sampai tuntas. Pengobatan yang tidak layak dapat mengakibatkan orang bersangkutan cacat atau tidak memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu.(Notoatmojo 2003:32).
Dari data primer tabel keempat didapatkan persentase yang menjawab Ya 80 %. Hal ini menunjukkan persepsi pasien terhadap pendidikan kesehatan dalam hal pembatasan cacat baik, agar orang melakukan langkah-langkah positif dalam mencegah terjadinya sakit, mencegah berkembangnya sakit menjadi lebih parah dan mencegah keadaan ketergantungan melalui rehabilitasi cacat yang disebabkan oleh penyakit, maka pendidikan kesehatan bertujuan untuk mengubah pemahaman individu dan masyarakat dibidang kesehatan untuk menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai.


5. Rehabilitasi
Hasil data primer yang didapatkan hanya 20 % pasien menjawab Ya terhadap pendidikan kesehatan dalam hal rehabilitasi. Keadaan ini menunjukkan kinerja perawat sangat kurang pada saat dimana pasien sudah dianjurkan dokter untuk bisa pulang dan berobat jalan.
Biasanya setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu kadang-kadang pasien menjadi cacat dan untuk memulihkan cacatnya diperlukan latihan-latihan tertentu. Dan karena kurangnya pendidikan kesehatan mengenai hal ini, maka pasien tidak atau enggan melakukan latihan-latihan tersebut (Notoatmojo 2003:32)Pendidikan kesehatan bukan hanya proses penyadaran pasien atau pemberian dan peningkatan pengetahuan pasien tentang kesehatan. Tetapi dapat merubah prilaku pasien untuk meningkatkan status kesehatan pasien.
Dari hasil penelitian, dimana menunjukkan betapa pentingnya pendidikan kesehatan dalam hal keperawatan untuk meningkatkan status kesehatan pasien untuk itu sejak sekarang sampai seterusnya berilah yang terbaik untuk profesi keperawatan dalam hal pendidikan kesehatan kepada pasien.
6. Persepsi Pasien Rawat Inap Terhadap Pendidikan Kesehatan
Berdasarkan tabel 6 diatas didapatkan persepsi pasien rawat inap terhadap Pendidikan Kesehatan dari 100 responden (100%) didapatkan persentase rata-rata yang termasuk ketegori baik sebanyak 22 responden (22,0%) sedangkan yang berkategori Kurang sebanyak 78 responden (78,0%).
Menurut Notoatmodjo yang dikutip dari Comitte President On Health Education (1977) Pendidikan kesehatan adalah proses yang menjembatani kesenjangan antara informasi kesehatan dan praktek kesehatan yang memotivasi seseorang untuk memperoleh informasi dan berbuat sesuatu sehingga dapat menjaga dirinya menjadi lebih sehat dengan menghindari kebiasaan yang buruk dan membentuk kebiasaan yang menguntungkan kesehatan.
Melihat hasil penelitian di atas dapat disimpulkan secara keseluruhan perawat yang ada di puskesmas Kwandang dalam hal pendidikan kesehatan belum diterapkan secara maksimal ini terlihat dengan hasil yang dicapai dimana secara keseluruhan yang lebih mendominasi adalah kategori kurang yakni sebanyak 78% dari 100 orang yang menjadi responden









BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil tabulasi data keseluruhan persepsi pasien rawat inap terhadap pendidikan kesehatan di puskesmas kwandang, yaitu 57,6% sehingga termasuk dalam kategori kurang.
B. Saran
1. Untuk puskesmas dalam pemberian pendidikan kesehatan hendaknya secara komprehensif dan diupayakan berorientasi pada kebutuhan pasien meliputi, promosi kesehatan, perlindungan khusus, diagnosa dini dan pengobatan segera, pembatasan cacat dan rehabilitasi. Sehingga dapat memperbaiki status kesehatan pasien agar mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif .
2. Diharapkan kepada puskesmas kwandang agar lebih meningkatkan kinerja terutama dalam hal pendidikan kesehatan.
3. Untuk institusi pendidikan pada mahasiswa Program Study Keperawatan hasil penelitian ini agar dijadikan motivasi dalam meningkatkan mutu pendidikan kesehatan pada keperawatan.
4. Selain ini untuk peneliti selanjutnya dalam meneliti perlu dingat adalah Be parsimonius (peneliti harus hemat), Be Creative ( peneliti harus kreatif ), Be logic (peneliti harus berpikir logis), Be realistic ( peneliti harus realitas), Be stupid ( peneliti harus bersifat bodoh untuk mendapatkan hasil penelitian yang benar-benar nyata).


DAFTAR PUSTAKA

Aditama T Jandrayoga. 2003. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. FKUI, Jakarta.

Ali Zaidin H. 2001. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Widya Medika, Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Indonesia. Balai Pustaka Jakarta.

Gafar La Ode Jumadi. 1999. Pengantar Keperawatan Profesional. EGC Jakarta.

Graham R,1999 dalam Munir Kamarulah 2005. (http : //.www.google.com)

Hill G, 2000 dalam Munir Kamarullah 2005. (http : //.www.google.com)

Machfoedz, I. 2004. Penelitian Deskriptif. Fitramaya, Jogyakarta

Notoatmodjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip- Prinsip Dasar. Rineka Cipta. Jakarta.

Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.

Nursalam dan Siti Pariani. 2001. Metodologi Riset Keperawatan. Salemba Medika, Jakarta

Proses Dokumentasi Keperawatan. Salemba Medika, Jakarta

Suliha Uha, dkk. 2003. Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. EGC, Jakarta.

Wilson D, 2000, dalam Munir Kamarullah, 2005.(http : //.www.google.com)







KUISIONER
PENTINGNYA PENDIDIKAN KESEHATAN
PADA PASIEN RAWAT INAP
DI PUSKESMAS KWANDANG

Kuisioner ini berisi pernyataan mengenai pentingnya pendidikan kesehatan pada pasien rawat inap di Puskesmas Kwandang. Untuk masing-masing pernyataan mohon tunjukkan dimana anda mempercayai Pelayanan Keperawatan di Puskesmas Kwandang yang memiliki ciri-ciri yangt digambarkan oleh pernyataan di bawah ini :
Petunjuk : Mohon kiranya anda memberi tanda silang (X) pada huruf di belakang pilihan yang sesuai dengan pendapat anda.
Perhatian : Tidak ada jawaban benar atau salah, yang diperhatikan adalah pilihan yang terbaik yang menunjukkan pemahaman anda tentang Pelayanan Keperawatan di Puskesmas Kwandang.

A. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat :
1. Setujukah anda di lingkungan anda tinggal diadakan penyuluhan kesehatan ?
a. Ya b. Tidak
2. Setujukah anda bahwa bentuk pelayanan imunisasi merupakan perlindungan terhadap penyakit anak maupun orang dewasa ?
a. Ya b. Tidak

3. Setujukah anda di lingkungan anda tinggal diadakan pengobatan penyakit?
a. Ya b. Tidak
4. Setujukah anda bila di lingkungan anda tinggal dibangun sarana sanitasi lingkungan seperti jamban umum dan tempat sampah ?
a. Ya b. Tidak
5. Setujukah anda bila setelah sembuh dan pulang ke rumah perawat melakukan kunjungan ke rumah untuk melihat perkembangan kesehatan dan memberi penjelasan cara pemeliharaan kesehatan ?
a. Ya b. Tidak
B. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok mencapai tujuan hidup sehat :
6. Setujukah anda di lingkungan anda tinggal diadakan pendidikan untuk kebersihan perorangan ?
a. Ya b. Tidak
7. Setujukah anda di lingkungan anda tinggal diadakan pembersihan lingkungan untuk memberantas penyakit-penyakit menular ?
a. Ya b. Tidak
8. Setujukah anda di lingkungan anda tinggal diadakan pos obat desa dan apotik hidup ?
a. Ya b. Tidak
9. Setujukah anda bila dilakukan pembinaan terhadap pasangan usia subur dalam hal pemberian imunisasi (Tetanus Toxoid) TT?
a. Ya b. Tidak
10. Setujukah anda bila diadakan posyandu usia lanjut di lingkungan anda tinggal ?
a. Ya b. Tidak
C. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang ada terutama pelayanan rawat inap :
11. Setujukah anda bila pasien yang mengalami gangguan sistem pencernaan dan memerlukan tindakan pengembalian cairan (diare) diberikan pelayanan pada rawat inap ?
a. Ya b. Tidak
12. Setujukah anda bila anak balita yang mengalami gangguan sistem pernapasan (sesak nafas) dirawat pada pelayanan rawat inap ?
a. Ya b. Tidak
13. Setujukah anda bila pada pelayanan rawat inap ini, perawat jaga melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital paling kurang tiga kali sehari ?
a. Ya b. Tidak
14. Setujukah anda bila pada saat dirawat, perawat memberikan penjelasan proses terjadinya penyakit, bagaimana caranya bisa sembuh dan bagaimana agar tidak mengalami penyakit yang sama ?
a. Ya b. Tidak
15. Setujukah anda bila pasien pulang harus sesuai anjuran atau instruksi dokter bisa pulang dan melakukan rawat jalan ?
a. Ya b. Tidak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar